BANDAR LAMPUNG (Lampost): Perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa. Komunitas teater perempuan di Pulau Sumatera juga dinilai lebih berani dalam menyampaikan tema tentang perempuan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Operasional Kala Sumatera Imas Sobariah, Senin (12-1), usai L:kakarya Panggung Perempuan se-Sumatera.
Menurut Imas, komunitas teater Perempuan di Sumatera terbukti lebih berani dalam mengeksplorasi tema perempuan dibanding dengan komunitas teater di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti ini, kata Imas, perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa.
Panggung perempuan se-Sumatera diikuti 21 peserta dari 12 lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas teater, di antaranya Teater Generasi (Sumatera Utara), Kominitas Seni Intro (Sumatera Barat), Teater Sakata (Sumatera Barat), Teater Selembayung (Riau), Teater Oranye (Jambi), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra (Lampung), Teater
Imas mengatakan dalam lokakarya tersebut peserta harus menyampaikan draf penulisan lakon dan penyutradaraan untuk mempertajam ide teater yang akan dipentaskan pada April mendatang. Tema teater yang disampaikan peserta, kata Imas, adalah seputar dunia perempuan dan tentang rumah tangga. Teater Satu Lampung mengadakan Lokakarya Panggung Perempuan se-Sumatera di Taman Budaya, 8--12 Januari. Dalam acara ini perwakilan dari beberapa teater di Sumatera mempresentasikan ide penulisan lakon dan penyutradaraan di hadapan para pemateri.
Menurut Imas, para pembicara sangat mengapresiasi ide yang diusung komunitas teater di Sumatera. Melihat ide cerita yang disampaikan peserta, pembicara menilai perkembangan teater perempuan di Sumatera bisa lebih cepat dari teater di Jawa. Komunitas teaterTeater yang nantinya dipentaskan antara lain berjudul Ci Apung, Emak, Sama dengan Nol, Tiga Perempuan, Koki Keluarga, Fatimah, dan Kembang Mayang. n */K-2
Sumber: Lampung Post, Selasa, 13 Januari 2009
Hal tersebut disampaikan Kepala Operasional Kala Sumatera Imas Sobariah, Senin (12-1), usai L:kakarya Panggung Perempuan se-Sumatera.
Menurut Imas, komunitas teater Perempuan di Sumatera terbukti lebih berani dalam mengeksplorasi tema perempuan dibanding dengan komunitas teater di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti ini, kata Imas, perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa.
Panggung perempuan se-Sumatera diikuti 21 peserta dari 12 lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas teater, di antaranya Teater Generasi (Sumatera Utara), Kominitas Seni Intro (Sumatera Barat), Teater Sakata (Sumatera Barat), Teater Selembayung (Riau), Teater Oranye (Jambi), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra (Lampung), Teater
Imas mengatakan dalam lokakarya tersebut peserta harus menyampaikan draf penulisan lakon dan penyutradaraan untuk mempertajam ide teater yang akan dipentaskan pada April mendatang. Tema teater yang disampaikan peserta, kata Imas, adalah seputar dunia perempuan dan tentang rumah tangga. Teater Satu Lampung mengadakan Lokakarya Panggung Perempuan se-Sumatera di Taman Budaya, 8--12 Januari. Dalam acara ini perwakilan dari beberapa teater di Sumatera mempresentasikan ide penulisan lakon dan penyutradaraan di hadapan para pemateri.
Menurut Imas, para pembicara sangat mengapresiasi ide yang diusung komunitas teater di Sumatera. Melihat ide cerita yang disampaikan peserta, pembicara menilai perkembangan teater perempuan di Sumatera bisa lebih cepat dari teater di Jawa. Komunitas teaterTeater yang nantinya dipentaskan antara lain berjudul Ci Apung, Emak, Sama dengan Nol, Tiga Perempuan, Koki Keluarga, Fatimah, dan Kembang Mayang. n */K-2
Sumber: Lampung Post, Selasa, 13 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar