Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berita. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 September 2011

Lakon Pinangan Teater Generasi

Dari tiga agenda pentas Teater GENERASI tahun ini, lakon pinangan karya Anton Chekov, akan dipentaskan pertama kali pada 22 Oktober mendatang di Gedung Utama TBSU. Suyadi San pimpinan Teater GENERASI bertindak sebagai sutradara. Naskah ini menceritakan tentang proses pernikahan yang penuh dramatisasi.

Pada kesempatan ini, Suyadi berencana menggarap lakon yang tak melupakan unsur Medan. “Ada sedikit adaptasi menjadi lebih Medan,” katanya. Sedikit sinopsis,kisah akan dimulai di hamparan tanah Medan. Ratna binti Salimun dan Togar Margolang Hendak saling mencari pasangan Namun selalu banyak penghalang.

“Inilah sepenggal kisah tentang anak manusia Yang hendak menghabiskan masa berumah tangga Meski diselimuti malapetaka Namun tetap aman sentosa,” terang Suyadi. Bertindak sebagai aktor pada lakon tersebut antara lain, S. Yadhie, Ahmad Haikal dan Khairun Thalib. (ful)


Sumber _ Harian Sumut Pos

Teater Generasi Kembali Manggung

Kamis, 5 Mei 2011 21:42 WIB
Laporan Wartawan Tribun Medan, Irfan

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN
- Komunitas Rumah Kata yang bekerjasama dengan Teater GENERASI, akan melaksanakan pagelaran yang berjudul Opera Raja dan Ratu Air di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara, Medan, Jumat (13/5/2011) nanti .

Hal itu diutarakan Idris Siregar, yang menjadi penulis naskah dari pagelaran teaterikan tersebut, saat disambangi Tribun di Gedung Taman Budaya Sumatera Utara, Kamis (5/5/2011) sore.

Ia mengatakan, pementasan sendiri, akan didukung oleh 30 orang aktor untuk memerankan karakter dalam pementasan, yang juga akan didukung dengan backgroud musik dan permainan cahaya.

"Kita melibatkan beberapa mahasiswa dari berbagai kampus. Paling banyak yang kita libatkan adalah mahasiswa kampus UNIMED yang total keseluruhan peserta ada 30 orang termasuk pengisi suara dan staf untuk permainan lampu," ujarnya.

Disinggung terkait genre dari pagelaran, Idris mengaku akan mengambil genre komedi. Katanya, genre komedi lebih menantang ketimbang melakukan pementasan lainnya. Katanya, meskipun tampak mudah, justru genre komedi paling sulit, karena seorang aktor diharuskan memancing penonton untuk bisa tertawa.

Idris menambahkan, dalam pertunjukan nanti durasi pementasan sekitar satu jam, dengan melakukan perpaduan suara dan musik, seperti yang selama ini dilakukan oleh acara Opera Van Java.

"Saya suka nonton Opera Van Java. Makanya saya menulis naskah humoris. Tapi jangan salah, humoris lebih sulit dari pada naskah lainnya," ujar Idris yang mengaku pernah berguru dengan tokoh seni kota Medan Rifi Hamdani.

Editor : Alfred Dama
Sumber : Tribun Medan

Rabu, 28 April 2010

KPU Medan Fokus Sosialisasi dengan Pemilih Pemula

Jumat, 09 April 2010 13:20
Starberita-Medan, Menjelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang hanya tinggal sebulan lagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Medan melakukan sosialisasi kepada pemilih. Kali ini, KPU kota Medan mencoba merebut suara pemilih pemula untuk ikut serta dalam Pilkada yang rencananya akan dilakukan pada 12 Mei mendatang.

Hal ini dikatakan komisioner KPU kota Medan, Rahmat Kartolo Simanjuntak kepada Starberita ketika ditemui di kantor KPU kota Medan di Jalan Kejaksaan, Jumat (9/4).
Lebih lanjut Rahmat mengatakan, dalam mengurangi angka Golput atau yang tidak memilih khususnya bagi pemilih muda. Dengan cara melakukan sosialisasi dengan mendekati pemilih pemuda.

“Rencananya besok (10/4) kami (KPU Medan-red) akan bekerja sama dengan Komunitas Seni Medan dan Teater GENERASI akan menggelar Pegelaran Seni "Romian dan Julian" dalam rangka sosialisasi Pilkada Medan 2010 kepada pemilih pemula sekira pukul 15.00 WIB,” terangnya .

Rahmat menambahkan, hal ini merupakan trobosan terbaru KPU dalam merangkul pemilih muda. Lebih rinci Rahmat menjelaskan, dalam sosialisasi yang akan dilakukan esok hari tidak hanya terfokus saja pada drama saja tapi KPU akan mengambil moment dengan cara melakukan sosialisasi di TPS pada 12 Mei mendatang.

“Sosialisasi yang akan kami lakukan dengan mengundang pemilih muda untuk dating ke Tempat Pemugutan Suara (TPS) dan juga tata cara memilih dengan mencontreng,” jelasnya.

Rahmat juga menjelaskan, dengan diadakannya kegiatan sosialisasi tahapan Pemilu ini, pemilih pemula dan masyarakat kota Medan bisa menggunakan secara tepat dan akurat hak pilihnya. Sehingga, selain angka golput bisa ditekan jumlah pemilih yang sah juga bisa meningkat. (MAT/YUS)

Kamis, 03 Desember 2009

Seni: Teater di Sumatera Lebih Berkembang

Lampung Post, Selasa, 13 Januari 2009



BANDAR LAMPUNG (Lampost): Perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa. Komunitas teater perempuan di Pulau Sumatera juga dinilai lebih berani dalam menyampaikan tema tentang perempuan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Operasional Kala Sumatera Imas Sobariah, Senin (12-1), usai L:kakarya Panggung Perempuan se-Sumatera.

Menurut Imas, komunitas teater Perempuan di Sumatera terbukti lebih berani dalam mengeksplorasi tema perempuan dibanding dengan komunitas teater di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti ini, kata Imas, perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa.

Panggung perempuan se-Sumatera diikuti 21 peserta dari 12 lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas teater, di antaranya Teater GENERASI (Sumatera Utara), Kominitas Seni Intro (Sumatera Barat), Teater Sakata (Sumatera Barat), Teater Selembayung (Riau), Teater Oranye (Jambi), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra (Lampung), Teater Baru (Sumatera Selatan), SPI Labuhan (Sumatera Utara), WCC Palembang, APM Merangin, dan Damar Lampung.

Imas mengatakan dalam lokakarya tersebut peserta harus menyampaikan draf penulisan lakon dan penyutradaraan untuk mempertajam ide teater yang akan dipentaskan pada April mendatang. Tema teater yang disampaikan peserta, kata Imas, adalah seputar dunia perempuan dan tentang rumah tangga. Teater Satu Lampung mengadakan Lokakarya Panggung Perempuan se-Sumatera di Taman Budaya, 8--12 Januari. Dalam acara ini perwakilan dari beberapa teater di Sumatera mempresentasikan ide penulisan lakon dan penyutradaraan di hadapan para pemateri.

Menurut Imas, para pembicara sangat mengapresiasi ide yang diusung komunitas teater di Sumatera. Melihat ide cerita yang disampaikan peserta, pembicara menilai perkembangan teater perempuan di Sumatera bisa lebih cepat dari teater di Jawa. Komunitas teater perempuan di Sumatera lebih berani dalam menyampaikan ide cerita. Teater yang nantinya dipentaskan antara lain berjudul Ci Apung, Emak, Sama dengan Nol, Tiga Perempuan, Koki Keluarga, Fatimah, dan Kembang Mayang. n */K-2

Rabu, 02 Desember 2009

Teater GENERASI Gelar Syukuran

Written by Teja Purnama
Tuesday, 23 June 2009 12:21

Teater Generasi Medan pimpinan Suyadi San menggelar acara syukuran hari Ulang Tahun (HUT) ke-14 di Ruang Pameran Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) Medan, Minggu sore (21/6). Acara ini diisi berbagai atraksi kesenian, di antaranya monolog, musikalisasi puisi, baca puisi, baca cerpen, dan pemutaran film pendek.


Suyadi San dalam siaran pernya, kemarin, menyebutkan, ada beberapa hal yang perlu disyukuri kelompok teaternya kali ini. Di antaranya, kesuksesan mengikuti gelar teater Panggung Perempuan se-Sumatera pada 25-30 April dan Jaringan Teater se-Sumatera 25-30 Mei di Lampung.


"Dua kegiatan itu merupakan rangkaian program Kalasumatera yang dilaksanakan Teater Satu Lampung dan Hivos (Belanda). Untuk program ini, kami mengutus anggota mengikuti workshop dan lokakarya penyutradaraan, penulisan naskah, manajemen artistik, manajemen produksi, dan diskusi," sebut Suyadi.


Hasil workshop, lokakarya, dan diskusi yang diadakan di Taman Budaya Lampung sejak November 2008 itulah, menurut Suyadi, yang dipentaskan di Medan dan Lampung.


Pada Panggung Perempuana se-Sumatera, Teater Generasi mengusung lakon "Kembang Mayang" karya Hanita Karlina, sutradara Elidawani Lubis. Sedangkan Jaringan Teater se-Sumatera, teater ini mengusung monolog "Cublis" karya Hasan Al Banna, cosutradara Hasan Al Banna/M. Raudah Jambak.


"Alhamdulillah. para pengamat dalam program KALASUMATERA tersebut menilai, dua penampilan Teater Generasi berhasil. Ini jadi tantangan bagi kami untuk karya-karya berikutnya," kata Suyadi.


Sebelumnya, Teater Generasi menggelar monolog "Indonesia Undercover #reload for 2" karya Suyadi San, sutradara Elidawani Lubis, Selasa (7/4) di TBSU. Pergelaran ini turut disaksikan Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho, S.T., Kepala Dinas Pendidikan Drs. Bahrumsyah, dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ir. Nurlisa Ginting.


Kegiatan lainnya, yakni, konser teater-puisi dan musikalisasi puisi "Tanah Hom Pim Pa" skenario/sutradara Suyadi San dalam Semenda Expo di TBSU, Sabtu (7/3) serta secara maraton melakukan penyeleksian calon anggota baru sejak Desember 2008 sampai Juni 2009.


Hal lain yang patut disyukuri kelompok ini, sebut Suyadi lagi, adalah kelulusan anggotanya meraih gelar Sarjana dan lulus Ujian Nasional (UN). "Bahkan, ada juga yang baru lulus menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS)," ujarnya.


Keberhasilan tersebut, aku Suyadi, sesungguhnya merupakan "tamparan manis" untuk jadi bahan instropeksi diri. "Apakah dengan (keberhasilan) itu kita lalu terlena dan terlindas zaman, atau malah jadi pemicu untuk kesuksesan berikutnya pada hari-hari ke depan. Inilah inti dari rasa syukur tersebut," katanya berfalsafah.

Teja | GLOBAL | MEDAN

Peluncuran Novel “Bintang” karya Win RG


Ahad, 5 Juli 2008, Sanggar Teater Taman Budaya Sumatera Utara dipadati hampir seratusan manusia. Ya, mereka menjadi saksi sejarah peluncuran novel perdana Win RG, staf Divisi PSDM FLP Sumut. Pagi itu, dalam acara yang dimulai pukul 9.30 WIB itu, Sanggar Teater terasa agak sesak. Sebab, selain peluncuran dan bedah novel, ada agenda pengumuman kelulusan Seleksi Penerimaan Anggota Baru FLP Sumut Angkatan III/2008.

Tak heran, mereka sangat antusias sekali mengikuti satu demi satu rangkaian acara. Selain para calon anggota, tampak hadir para sastrawan, budayawan, seniman, jurnalis dan praktisi perbukuan. Ada Drs. Antilan Purba, M.Pd (Labsas), YS Rat (Redaktur Rentak Medan Bisnis), Dra. Hj. Nurain, M.AP (Dekan FKIP UMSU), M. Sofyan (Perwakilan Mizan), Haya Aliya Zaki, Amri “Si Jiwa” (vokalis Maidany) dan sejumlah mahasiswa.

Acara peluncuran novel itu diisi oleh penampilan hiburan hasil kolaborasi antara Opunk Percussion dan anak-anak Teropong UMSU, serta musikalisasi puisi karya J.E. Tatengkeng dan Suyadi San oleh rekan-rekan Teater Generasi Medan. Sedangkan bedah novelnya, menghadirkan sang novelis, WIn RG, Bang Ali Murthado (Redaktur Harian Analisa dan CEO Wal Ashri Publishing) dan Drs. Nasrun Adil, M.Hum (dosen sastra Unimed dan UMSU). Diskusi yang hangat itu dipandu oleh Anugrah Roby. Seru. Meriah. Sampai-sampai waktu terlewat hingga menjelang tengah hari.

Bagi yang berminat bisa mendapatkan novel “Bintang” (Wal Ashri Publishing,2008) karya Win RG, cuma dengan harga Rp. 30.000, di toko buku kesayangan Anda di Kota Medan atau datang langsung ke Rumah Cahaya FLP Sumut, Jl. Sei Deli Gg. Sauh No. 18 Y Medan.


sumber : http://penamedan.wordpress.com/2008/07/07/peluncuran-novel-bintang-karya-win-rg/.

Pagelaran Teater se-Sumatra di Taman Budaya Lampung

25 Mei 2009 11:15
Bandar Lampung - Teater Oranye Jambi dan Teater Mara Riau, Senin (25/9), akan tampil mengawali Pagelaran Teater se-Sumatra yang diprakarsai Teater Satu bekerja sama dengan HiVOS, Belanda, di Taman Budaya Lampung mulai hari ini hingga Jumat (29/9). TeaterTeater Mara dari Akademi Kebudayaan Melayu Riau membawakan lakon “Sang Kitab” karya Hangkaprawi dan disutradarai Saho pentas pukul 16.00.

Selain kedua komunitas teater tersebut, ada delapan kelompok teater lain yang siap meramaikan event bertajuk Jaringan Teater Sumatra tersebut yakni, Teater Alam (Aceh), Teater Rumahitam (Kepulauan Riau), Komunitas Lorong (Sumatra Barat), Teater GenerasiTeater Topeng (Palembang), Teater Petak Rumbia (Bengkulu), Lab Teater (Riau), dan Komunitas Berkat Yakin (Lampung).

"Seluruh grup yang tampil dalam event ini merupakan kelompok teater yang sudah cukup dikenal dan berpengalaman di daerah masing-masing. Selain itu, para sutradara, penata artistik, pimpinan, dan manajer setiap kelompok sebelumnya sudah mengikuti program pelatihan dan diskusi yang diselenggarakan pada Januari lalu," kata Kepala Bidang Operasional Teater Satu, Imas Sobariah.

Selain pementasan, panitia juga menggelar diskusi setiap hari untuk mengevaluasi penampilan setiap kelompok. Adapun narasumber yang diundang panitia untuk memberikan ulasan pertunjukan tersebut adalah Ratna Riantiarno dari Teater Koma Jakarta, Sitok Srengenge dari Dewan Kurator Komunitas Salihara Jakarta, Yudi Ahmad Tadjudin (Direktur Artistik TeaterTeater Satu Lampung.

"Dengan adanya diskusi dan evaluasi dari para narasumber tersebut, kami berharap ada feedback bagi kawan-kawan yang pentas sehingga bisa dijadikan bahan perbaikan bagi setiap kelompok ke depan," ujar Imas lagi. Sedangkan, menurut Direktur Artistik Teater Satu Lampung, Ahmad Jusmar, dari seluruh kelompok yang tampil diperkirakan menyajikan bentuk pertunjukan yang sangat beragam.

"Ada yang menyajikan bentuk pertunjukan realisme konvensional, eksploratif/kontemporer, mengelaborasi teater modern dan tradisi, juga monolog. Demikian juga tema yang diangkat sangat beragam. Mulai konflik internal dalam sebuah keluarga hingga persoalan ideologisme dan spiritualisme. Jadi, penonton bisa mendapatkan sajian tontonan yang sangat menarik," tambah Jusmar.

Melihat animo komunitas-komunitas teater di Sumatra terhadap program ini, panitia optimistis kehidupan teater di Sumatra akan mampu menyejajarkan diri dengan komunitas-komunitas teater lain yang ada di Pulau Jawa. "Sebenaranya banyak sekali kelompok-kelompok teaterteater di Indonesia," jelas Ahmad Jusmar. (n AST/*/L-2)

Sumber: http://www.lampungpost.com

Seni: Teater di Sumatera Lebih Berkembang

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa. Komunitas teater perempuan di Pulau Sumatera juga dinilai lebih berani dalam menyampaikan tema tentang perempuan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Operasional Kala Sumatera Imas Sobariah, Senin (12-1), usai L:kakarya Panggung Perempuan se-Sumatera.

Menurut Imas, komunitas teater Perempuan di Sumatera terbukti lebih berani dalam mengeksplorasi tema perempuan dibanding dengan komunitas teater di Pulau Jawa. Dengan kondisi seperti ini, kata Imas, perkembangan komunitas teater perempuan di Sumatera lebih cepat dibanding dengan Jawa.

Panggung perempuan se-Sumatera diikuti 21 peserta dari 12 lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas teater, di antaranya Teater Generasi (Sumatera Utara), Kominitas Seni Intro (Sumatera Barat), Teater Sakata (Sumatera Barat), Teater Selembayung (Riau), Teater Oranye (Jambi), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra (Lampung), Teater

Imas mengatakan dalam lokakarya tersebut peserta harus menyampaikan draf penulisan lakon dan penyutradaraan untuk mempertajam ide teater yang akan dipentaskan pada April mendatang. Tema teater yang disampaikan peserta, kata Imas, adalah seputar dunia perempuan dan tentang rumah tangga. Teater Satu Lampung mengadakan Lokakarya Panggung Perempuan se-Sumatera di Taman Budaya, 8--12 Januari. Dalam acara ini perwakilan dari beberapa teater di Sumatera mempresentasikan ide penulisan lakon dan penyutradaraan di hadapan para pemateri.

Menurut Imas, para pembicara sangat mengapresiasi ide yang diusung komunitas teater di Sumatera. Melihat ide cerita yang disampaikan peserta, pembicara menilai perkembangan teater perempuan di Sumatera bisa lebih cepat dari teater di Jawa. Komunitas teaterTeater yang nantinya dipentaskan antara lain berjudul Ci Apung, Emak, Sama dengan Nol, Tiga Perempuan, Koki Keluarga, Fatimah, dan Kembang Mayang. n */K-2

Sumber: Lampung Post, Selasa, 13 Januari 2009

Medan Art Festival Digelar

Tabuhan bedug Sekda Medan, Dzulmi Eldin menandai pembukaan Medan Arts Festival di Tiara Convention Hall, kemarin. Saat itu pula gaung perhelatan kesenian yang digelar Dewan Kesenian Medan (DKM) kian menggema.

Sekda yang mewakil Pj Walikota Medan menyampaikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini. Menurutnya, perhelatan ini suatu langkah maju dalam pembinaan dan pengembangan seni di Medan.

“Dan saya yakin, pembinaan dan pengembangan seni ini pada akhirnya akan memberi kontribusi bagi pembangunan di Medan, khusus pembangunan mental dan rohani,” ungkapnya.

Eldin mengemukakan, seni berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Selain mengutuhkan identitas, kesenian juga berperan memberi kesadaran berbudaya pada jiwa masyarakat.

“Hal inilah yang mendorong Pemko Medan tak luput memperhatikan pembangunan kebudayaan, salah satunya melalui kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Umum DKM Hj Anita Ch Daryatmo melaporkan perhelatan ini melibatkan berbagai seniman dari berbagai cabang seni. Selain pertunjukan, pameran, Medan Art Festival ini juga tidak luput menerbitkan kumpulan puisi yang bertemakan Medan.

“Kita juga berusaha membangkit partisipasi pelajar dalam kegiatan ini. Di antaranya melalui perlombaan kesenian,” lanjutnya.

Dia merincikan, kegiatan ini terdiri dari lomba lukis anak, festival tari Zapin yang menghadirkan pengamat dari Yogjakarta, festival Tari Kreasi Multi Etnis, Apresiasi Sendra Tari, pemutaran film pendek karya anak SMA di Medan, pertunjukan teater tradisional, dan parade teater

“Melalui kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemko Medan yang telah membantu dan memberi perhatian penuh sehingga perhelatan akbar ini dapat terselenggara,” ucap Anita.

Lomba Baca Puisi
Perhelatan ini juga bertujuan membumikan karya seniman Medan di kota ini. Cara yang ditempuh adalah melalui lomba dan pertunjukan. Koordinator Komite Sastra DKM, Eddy Siswanto mengatakan untuk mencapai tujuan ini pihak mengumpukan 14 puisi penyair Medan dan selanjtnya puisi-puisi itu dijadikan bahan lomba baca puisi tingkat SMA/sederajat se-Medan.

“Lomba ini berlangsung 28 sampai 29 November mendatang di Auditorium RRI Medan,” ujar Eddy.

Dia menjelaskan, calon peserta yang ingin mengikuti lomba itu dapat mendaftar di Wisma Kartini Jalan T Cik Ditiro Medan dan Taman Budaya Sumatera Utara. Setiap pendaftaran tidak akan dikenai biaya, bahkan mendapat satu buku yang kumpulan puisi empat belas penyair Medan.

Koordinator Komite Sastra DKM, Eddy Siswanto menambahkan, pemenang lomba ini selain mendapat piagam penghargaan juga menerima hadiah uang tunai. Juara I masing-masing putra-putri mendapat Rp 750 ribu, Juara II Rp 500 ribu, dan Juara III Rp 300 ribu. Seangkan Juara Harapan I, II, III masing-masing Rp 200 ribu.

Parade Teater
Dalam perhelatan ini, DKM juga mengundang kelompok teater untuk menampilkan karya terbaiknya. “Kita menampilkan karya teater kelompok tersebut di Gedung Utama Taman Budaya Sumatera Utara sepanjang bulan ini,” ungkap Koordinator Komite Teater DKM, Afrion.

Kelompok yang bakal mengisi ajang Medan Arts Festival ini yakni Teater Imago membawa “Cerita Raja Ulok” (17 November), Teater Blok dengan karya “Episode Jombang” (20 November), Teater Generasi menampilkan “Romeo & Juliet” (25 November), dan Teater

“Kita ajak warga Medan untuk dapat menyaksi pementasan ini. Tidak dikutip bayaran. Gratis,” imbau Afrion.
(dat03/pemkomedan.go.id)

Teater Baru dan Sakata Tampil Perdana

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Teater Baru dan Teater Sakata akan tampil perdana dalam Panggung Perempuan Se-Sumatera yang digelar di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Provinsi Lampung, Sabtu (25-4).

Teater Baru mengusung lakon Sehelai Emak karya Florencia Marcelina Ramadhona dan sutradara Ayu Irma Prasakti. Lakon ini bercerita soal eksistensi perempuan dalam masyarakat miskin yang berada di kampung miskin di tepian Sungai Musi, Palembang, yang dipersonifikasi melalui sosok Emak.

Sehelai Emak menggambarkan kekerasan terhadap perempuan secara struktural (kemiskinan) dalam kehidupan sehari-hari. Emak sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci, terkena penyakit TBC, suaminya seorang penarik becak yang pemalas, dan anaknya si Ujang terkena penyakit masyarakat kota, snobisme.

Sedangkan Teater Sakata menghadirkan lakon Tiga Perempuan karya Via Suswati dan sutradara Tya Setiawati. Lakon ini mengisahkan pergulatan hidup seorang wanita padendang (penembang, red) yang sering menanggung citra buruk di tengah masyarakat karena profesinya sebagai seniman jalanan. Melalui lakon ini, Teater Sakata menghadirkan benturan nilai antara apa yang tradisional dan yang modern, di samping konflik-konflik batin seputar kehidupan rumah tangga seorang padendang.

Dengan memadukan pendekatan tradisional dan modern, bentuk pertunjukan yang disajikan Teater Sakata ini bisa menarik.

Semangat Baru

Kepala Bidang Operasional Program Kala Sumatera Imas Sobariah mengatakan Teater Baru merupakan teater yang diusung anak muda di Palembang. Mereka produk murni dari proyek Panggung Perempuan yang diusung Teater Satu dan Hivos. Sebagian besar pengurus Teater Baru merupakan mahasiswa Universitas PGRI Palembang yang sebelumnya tidak pernah bergelut dengan teater.

Setelah mengikuti workshop teater, kata Imas, mereka memulai kerja pementasan perdana ini. Selama proses penggarapan Sehelai Emak, mereka mendapatkan masukan dari sejumlah pekerja seni di Palembang, baik mengenai manajemen maupun artistik

"Kami ingin membangun sebuah teater yang tidak hanya bagus dan menarik, tetapi juga membangun citra yang baik, terutama perilaku para pekerja teater di tengah masyarakat. Inilah semangat baru yang sederhana dari kami," kata Ayu Irma Prasakti, sutradara dan juga pimpinan Teater Baru.

Menurut Koordinator Program Panggung Perempuan Ruth Marini, Teater Sakata merupakan salah satu grup yang cukup berpengalaman. Terutama dalam hal penguasaan terhadap khazanah tradisi Minang, baik berupa gerak, syair, maupun karakter.

Selain Teater Baru dan Teater Sakata, Panggung Perempuan Se-Sumatera juga diikuti Teater Generasi (Medan), Teater Intro (Payakumbuh), Teater Orange (Jambi), Teater Selembayung (Riau), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra UKMBS Unila (Lampung), dan tuan rumah Teater Satu (Lampung).

Panggung Perempuan Se-Sumatera yang berlangsung lima hari (25--29 April), merupakan kerja sama Teater Satu dengan Hivos (Belanda). Kegiatan ini rangkaian program Kala Sumatera Teater Satu untuk pemberdayaan dan pengembangan kualitas artistik seniman-seniman teater di Sumatera.

Imas menjelaskan isu perempuan dalam ajang ini bukan sekadar diangkat dalam tataran wacana, melainkan juga pada praktek. Sebelumnya telah dilangsungkan workshop penyutradaraan, artistik, dan penulisan lakon untuk sutradara dan perempuan penulis dari masing-masing kelompok peserta yang telah lolos seleksi.

Kegiatan ini juga dihadiri para pengamat seperti kurator pertunjukan Goethe Institute Noviami, pengamat dan kritikus film Lisabona, sutradara Teater Tetas Jakarta Agus Aryadipayana, dan penulis lakon dan perempuan aktivis Faiza Marzuki. n MG2/K-1

sumber : Lampung Post, Sabtu 25 April 2009

Teater Satu Gelar Kala Sumatera

BANDAR LAMPUNG (Lampost): Teater Satu dan Hivos Belanda mengadakan Kala Sumatera di Taman Budaya Lampung, Jumat (21-11). Kegiatan Kala Sumatera terdiri dari panggung perempuan se-Sumatera, jaringan teater se-Sumatera, pelatihan guru teater se-Lampung, dan penerbitan buku bermain drama.

Panggung perempuan se-Sumatera diikuti 21 peserta dari 12 lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas teater. Di antaranya: Teater Generasi (Sumatera Utara), Kominitas Seni Intro (Sumatera Barat), Teater Sakata (Sumatera Barat), Teater Selembayung (Riau), Teater Oranye (Jambi), Teater Andung (Bengkulu), Teater Kurusetra (Lampung), Teater Baru (Sumatera Selatan), SPI Labuhan (Sumatera Utara), WCC Palembang, APM Merangin, dan Damar Lampung.

Peserta panggung perempuan diberi materi tentang penyutradaraan dan penulisan lakon oleh Pemimpin Umum Teater Satu, Iswadi Pratama, Dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yudi Aryani, penggiat teater Laskar Panggung, Yusep Muldiawan, Dosen Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Arthur S. Nalan, dan Joko Kurnain, dan Sutradara Lena Simanjuntak.

Kepala Operasional Imas Sobariah, Minggu (16-11), mengatakan selain dibekali materi penyutradaraan dan penulisan lakon, juga ada diskusi tentang perspektif gender yang diisi oleh Direktur LSM Damar S.N. Laila. Peserta juga saling bertukar pikiran tentang dunia teater. Pada Januari mendatang, kata Imas, para peserta yang telah memperolah pembekalan akan melokakaryakan ide cerita teaternya. Dilanjutkan dengan pementasan teater di Taman Budaya, April 2009. n */K-2

Sumber: Lampung Post, Selasa, 18 November 2008

Teater Generasi Pentaskan Romeo-Juliet


10:01 | Wednesday, 25 November 2009


Kisah cinta Romeo dan Juliet tentu tidak asing lagi bagi telinga khalayak dunia. Skuel dan versinya pun bertaburan pada masing-masing bangsa.
Sebut saja Roro Mendut dan Pronocitro di Tanah Jawa. Atau Srikandi dan Arjuna dalam kisah Mahabharata. Serta banyak lagi kisah lainnya. Lalu, bagaimana pula dengan kisah dua sejoli dari Verona yang ditulis William Shakespeare? Berkat cerita ini pula, Shakespeare mampu menjadikan Verona sebagai satu kota yang sangat populer di dunia saat ini. Goresan fantasi Shakespeare berabad lalu itu hingga kini begitu terasa di kota itu. Hebatnya lagi, drama tersebut mampu dihidupkan pemerintah kota Verona dengan dibangunnya Casa di Guiletta atau rumah balkon keluarga Juliet.

“Dalam drama Shakespeare, rumah balkon itu merupakan tempat pertemuan Romeo dan Juliet, sepasang kekasih yang tidak direstui kedua orangtua mereka karena kedua keluarga itu bermusuhan,” ungkap Suyadi San, Sutradara Romeo-Juliet, kepada wartawan, kemarin (23/11). Kini, lanjut Suyadi, Casa Di Guiletta dijadikan objek wisata dan mampu menjadi daya tarik para turis. Apalagi di situ dibuat juga patung Romeo dan Juliet dari tembaga yang mampu menambah kekuatan fantasi cerita percintaan tragis dua anak muda itu.

“Kisah ini pun akan dipentaskan Teater Generasi Medan di Gedung utama Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU), Jalan Perintis Kemerdekaan 33 Medan, Rabu (25/11) pukul 15.30 WIB dan Kamis (26/11) pukul 19.30 WIB,” tuturnya.

Sekilas tentang Teater Generasi, teater ini adalah lembaga/komunitas kebudayaan independen yang didirikan pada 17 Juni 1995 di Medan. “Teater Generasi merupakan ruang silaturahmi banyak hal yang berkaitan dengan seni, pembelajaran, dan kesadaran. Kami memasuki arena pergulatan dan pergaulan kesenian, tradisi atau modern serta medan artistik, dalam pengertian seluas yang bisa dirambah, dengan teater dan sastra sebagai basis utamanya,” jelas Suyadi.

Teater Generasi menyadari, penghapusan sekat-sekat atau dikotomi-dikotomi yang membatasi antara seni dan non-seni, antara teater atau sastra dan seni rupa, musik, tari, arsitektur, antara seni dan ritual, politik, ekonomi, dan lain sebagainya adalah mutlak, setidaknya pada tataran ide (gagasan).

Oleh karenanya, lanjut Suyadi, sanggar ini didesain sebagai arena pergulatan dan pergaulan kesenian dan standarisasi penciptaan teater dan sastra di Medan dan Sumatera. Kami menekankan, setiap proses yang dijalani harus dalam koridor peningkatan kualitas penciptaan, daya hidup, dan spiritualitas. “Sebagai sanggar atau komunitas kebudayaan profesional yang berbasis seni, pembelajaran, dan kesadaran dengan berorientasi pada kualitas penciptaan dan solidaritas kemanusiaan,” terangnya.

Menjadikan pengkajian keilmuan (diskusi-diskusi, workshop-workshop, dokumentasi atas eksplorasi teater dan sastra, dsb) yang berorientasi pada peningkatan kesadaran, kualitas penciptaan dengan teater dan sastra sebagai basis utamanya,

Menjadi media alternatif bagi pembelajaran dan peningkatan kesadaran setiap anggota dan publiknya. Mendokumentasikan dan mempublikasikan beragam hasil kajian, kreativitas, dan ekspresi seni tersebut kepada masyarakat serta menjadikan setiap aktivitas dan peristiwa kesenian sebagai sebuah perayaan bersama, ruang silaturahmi, dan membina integritas diri.(saz)

Keyword: medan, teater

Sumber : Harian Sumut Pos, Rabu 25 November 2009 Halaman 1 Metropolis